Logo KreasiAds
Search

The Power of Growth Hacking: Strategi Percepatan Pertumbuhan Bisnis dengan Dasar Ilmiah

Growth Hacking

Saat ini peradaban manusia telah memasuki  zaman dimana teknologi berkembang sangat pesat. Teknologi seperti kecerdasan buatan, mesin pembelajar, dan Internet of Thing (IoT) telah membawa banyak kemajuan dan perubahan dalam kehidupan manusia di berbagai sektor, termasuk dalam dunia bisnis.

Kemajuan teknologi telah merubah cara memulai bisnis, mengembangkan bisnis, mengelola bisnis, dan cara scale-up sebuah bisnis. Para pebisnis tidak lagi bisa menggunakan cara-cara lama menumbuhkan bisnisnya. 

Teknologi telah membuat pemula lebih mudah membuka bisnis pertamanya, dan bisa mempercepat proses pertumbuhan bisnisnya. Betapa banyak kita melihat contoh di sekitar kita anak muda berhasil membangun bisnis dan mengembangkannya dalam waktu lebih cepat. Ternyata pemahaman bisnis yang baik dikombinasikan dengan penguasaan teknologi telah menghasilkan sebuah strategi bisnis baru yang mampu mempercepat pertumbuhan bisnis.

Salah satu strategi bisnis modern yang digunakan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis adalah growth hacking. Growth hacking merupakan sebuah strategi yang berfokus pada pertumbuhan bisnis secara cepat dengan mengakuisisi pelanggan sebanyak mungkin dengan dana minimal, serta berfokus pada pengalaman dan kepuasan pelanggan sehingga bisnis mampu membesar dengan sehat dan berjangka panjang. 

Growth hacking secara eksklusif berfokus pada pertumbuhan bisnis secara  cepat dengan kombinasi tiga kekuatan yaitu konten kreatif, experiment & data, serta teknologi. Growth Hacker di sini memiliki peran general, karena mereka harus memiliki kemampuan empati yang tinggi pada konsumen, dan  menjadi kreatif, terbiasa dengan experiment dan data, serta  paham dan terampil menggunakan  teknologi.

Growth hacking
Growth hacking

Growth Hacking seperti menyebarkan sesuatu ke orang yang tepat secepat mungkin dan terus bertumbuh. Istilah Growth hacking pertama kali dikenalkan oleh Sean Ellis seorang entrepreneur, angel investor, dan startup advisor.

Seorang Growth hacker harus harus memiliki mindset dan dasar ilmiah dalam mengambil keputusan,  membuat sistem pelacakan yang lengkap dan akurat dalam setiap kegiatan marketing yang dilakukan, menganalisa data yang didapat, mendapatkan knowledge dari data tersebut, serta menggunakannya untuk melakukan optimasi dan perbaikan atau pengambilan keputusan dalam bisnis. 

Mengapa Growth Hacking Penting

Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, agar bisnis mampu unggul dalam persaingan, maka diperlukan sebuah mindset, kerangka kerja, dan strategi yang berbeda dari pesaing. Growth hacking memang tidak mudah dilakukan, namun dengan begitu, hal ini mampu memberikan beberapa manfaat terhadap pertumbuhan bisnis bagi yang menerapkannya.

  • Akuisisi pelanggan baru lebih banyak, lebih cepat, dan lebih murah. 

Mengetahui apa yang dibutuhkan, diinginkan, dan disukai konsumen, merupakan langkah awal untuk menjalankan campaign marketing yang efektif. Selain itu, diperlukan sentuhan kreativitas agar marketing tidak hanya efektif tetapi juga menjadi marketing kreatif yang mampu menarik perhatian audience lebih banyak. 

Dalam growth hacking, setiap aktivitas marketing yang dilakukan, selalu dibuat sistem pelacakan agar menghasilkan data. Di sinilah peran penting seorang data analis yang bertanggung jawab membaca data, menganalisa korelasi antar variabel, dan menyajikan dalam bentuk knowledge dan atau insight baru yang mudah dipahami. 

Selain itu, Growth hacking juga memiliki fokus pada Conversion rate Optimization (CRO), berpedoman pada data measurement metric yang ada, maka proses optimalisasi konversi bisa dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.

Itulah kenapa, ketika semua hasil measurement metric di setiap funnel sudah memenuhi standar minimal, maka seorang growth hackers bisa dengan mudah melakukan akuisisi pelanggan baru  secara masif dengan  lebih cepat dan lebih murah. 

  • Pengambilan keputusan lebih berkualitas. 

Pengambilan keputusan di level tim, divisi, maupun level bisnis menjadi lebih berkualitas karena semua berdasarkan dasar ilmiah baik data-driven maupun  data informed, bukan berdasarkan asumsi, like dan dislike, apalagi sekedar menggunakan perasaan dan emosional. 

  • Menjadikan perusahaan terbiasa dengan inovasi

Sebuah perusahaan yang terbiasa dengan growth hacking maka sudah terbiasa dengan adanya experiment dan analisis data. Inovasi hanya bisa muncul dari sebuah experiment hal baru, atau experiment-experiment kecil untuk memperbaiki kualitas produk sebelumnya. Kematangan perusahaan dalam melakukan proses-proses ilmiah inilah yang akan menentukan kualitas inovasi di perusahaan tersebut.

Hasil penelitian dari Paul Schoemaker (mack institute for innovation  management) dan Steven Krupp (Columbia business school) menemukan bahwa percobaan yang gagal adalah bagian penting keberhasilan inovasi. Jadi, perusahaan perlu membangun budaya inovasi salah satunya adalah tidak menyerah ketika mendapatkan percobaan yang gagal. Hal ini karena menemukan percobaan yang gagal berarti menjadi satu langkah menuju kesuksesan inovasi. 

  • Membuat bisnis sustainable

Dalam growth hacking tidak hanya fokus mengakuisisi customer baru, tetapi juga merawat customer yang ada sekarang untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang. Fokus pada pengalaman dan kepuasan pelanggan merupakan hal wajib yang harus dilakukan growth hacker. Measurement metric yang digunakan untuk mengukur proses ini seperti Retention Rate, Customer Lifetime Value, dan Net Promoter Score. 

Traditional Marketing  VS Growth Hacking

Setidaknya ada lima perbedaan mendasar antara traditional marketing dan growth hacking. Berikut perbedaan yang akan dijelaskan dalam tabel : 

No Traditional Marketing Growth Hacking 
1 Strategi yang digunakan berdasarkan teori yang sudah ada.  Strategi dimulai dengan merumuskan masalah utama dengan empati, membuat hipotesis, menguji hipotesis, analisa data, optimasi.  
2 Pembuatan konten marketing dengan proses lama, perfect, dan biaya mahal Pembuatan konten : Eksperimen, Data-driven, creative, small budget
3 Mendapatkan produk yang sudah jadi, kemudian mencari target market yang tepat untuk produk. Membantu bisnis membuat produk market fit yang superior.
4 Hanya menggunakan channel pemasaran populer atau yang sudah dikuasai tim marketing Menggunakan semua channel pemasaran, pelajari data, dan optimasi di channel yang terbukti berperforma bagus. 
5 AIDA funnel model 

 

(awareness, interest, desire, action) 

3A3R Funnel model →  (Pirate Funnel)

 

(awareness, acquisition, activation, retention, revenue, recommendation

Scientific Base dalam Growth Hacking

Seorang growth hacker tidak boleh sembarangan atau  hanya menggunakan asumsi dan perasaan dalam membuat strategi, implementasi taktik, dan melakukan perbaikan atau perubahan strategi. Semua aktivitas marketing harus melalui proses ilmiah, ditambah sentuhan kreativitas, dan penggunaan teknologi. Secara umum, cara kerja growth hacking melalui proses ilmiah sebagai berikut : 

  1. Menguraikan dan mengidentifikasi masalah dengan empati map
  2. Pilih satu prioritas masalah utama yang harus segera diselesaikan. Menggunakan APM (Action Priority Matrix)
  3. Buat hipotesis strategi (dugaan awal strategi dan taktik  untuk menyelesaikan masalah utama). Menggunakan APM (Action Priority Matrix)
  4. Uji hipotesis dengan eksperimen
  5. Mengukur metric
  6. Analisa dan mempelajari data
  7. Perbaikan strategi dan atau taktik
  8. Iteratif dan inkremental 

Contoh study case: 

  1. Lakukan empati map untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi. (pain, gain, thinking, feeling). Lalu identifikasi masalah berdasarkan growth hacking funnel.
  2. Pilih prioritas masalah utama yang akan diselesaikan menggunakan “Action Priority Matrix”. Misalkan dari sekian banyak masalah, akhirnya kita menemukan quick win nya adalah saat menyelesaikan masalah di tracking acquisition.
  3. Membuat hipotesis quick win strategi. Misalkan strateginya adalah melakukan setting sistem pelacakan yang lengkap sehingga semua aktivitas awareness dan acquisition terlacak. Hasilnya akan muncul banyak data dari hasil tracking. Kemudian lakukan analisis data untuk menemukan traffic source paling efektif. Misalkan diketahui dari data yang ada traffic source paling efektif adalah melalui Instagram, maka bisa dibuat hipotesis bahwa optimasi instagram hacking bisa meningkatkan pertumbuhan bisnis secara signifikan. 
  4. Uji hipotesis melalui eksperimen. Eksperimen untuk membuktikan apakah optimasi instagram mampu meningkatkan pertumbuhan bisnis secara signifikan.

Optimasi IG bisa dilakukan secara bersamaan untuk optimasi organik dan optimasi ads. Contoh eksperimen dalam optimasi IG ads : Output yang akan diukur adalah jumlah dan kualitas leads. Measurement metric untuk IG ads adalah : CTR, % LPV per klik iklan, % leads per LPV. Variabel leads measure yang bisa dites dan diubah untuk mendapatkan standard measurement metric adalah : ads image, ads copy, hosting, page speed, UI UX landing page, CW landing page.

Seorang growth hackers harus memiliki kemampuan merubah lead measure untuk mengoptimasi conversion rate. Hasil conversion rate dalam hal ini adalah lag measure berupa kuantitas dan kualitas leads. 

  1. Mengukur measurement metric secara berkala satu minggu sekali. 
  2. Pelajari semua data yang muncul bisa dari dashboard iklan, metric iklan, dan kombinasi Google Analytic. Analisis hubungan korelasi antara variabel yang ada dengan lead measure dan lag measure. Contoh: Interest, status, usia, geography, browser terhadap lag measure. 
  3. Perbaiki taktik berdasarkan analisa data.
  4. Lakukan terus berulang dan bertahap untuk meningkatkan kualitas pencapaian tujuan. 

Pentingnya membangun Data-Driven Culture dalam perusahaan. 

Growth hacking sangat erat hubungannya dengan data dan eksperimen. Sehingga, menjadi data-driven merupakan salah satu fondasi utama agar bisa menjalani growth hacking dengan benar dan baik. 

Data-driven berarti membuat keputusan berdasarkan analisis dan interpretasi data. Seorang menjadi data-driven ketika ia mengambil sebuah keputusan berdasarkan analisis dan interpretasi data, bukan dari sekedar asumsi dan pengalaman masa lalu. 

Sebagai perusahaan, tentu berharap bahwa kebiasan data-driven tidak hanya dilakukan oleh segelintir orang, tetapi  semua orang di semua level dalam organisasi. Hal ini penting untuk mendorong percepatan pertumbuhan dan inovasi jika setiap orang memiliki kemampuan mengambil keputusan berkualitas. 

Oleh karena itu, membangun budaya data-driven menjadi penting karena memiliki beberapa manfaat sebagai berikut  :  

  • Membantu Tim menjadi lebih agile dan adaptif. 

Individu dan tim yang sudah memiliki kesadaran agile perlu segera dibekali oleh kemampuan  data-driven. Karena jika tim terjebak hanya pada kesadaran agile tanpa dibekali kemampuan data-driven sangat berpotensi terjebak dan kembali ke budaya konvensional.

Bisa dikatakan mereka belum bisa autonomous karena tidak mampu mengambil keputusan yang berkualitas, atau sudah mencoba mengambil keputusan tetapi sering salah, sehingga mereka mulai ragu  dan akhirnya kembali menunggu  instruksi dan petunjuk dari managemen. 

  • Meningkatkan produktivitas tim. 

Kemampuan membuat sistem pelacakan yang lengkap bisa membantu setiap tim dalam perusahaan agar mampu menyusun metrik pengukuran di setiap elemen dan fungsi penting sekalipun itu dinamis. Hal ini membuat setiap tim mampu membuat ruang lingkup kerja yang jelas dan memprioritaskan mana saja aktivitas yang harus dieksekusi lebih dulu, atau bagian mana yang menjadi fokus utama untuk dioptimalkan berdasarkan analisis dan interpretasi data. 

  • Meningkatkan koordinasi dan penyelarasan strategi dalam mencapai goal. 

Ketika perusahaan mampu melihat semua data dari berbagai macam fungsi bisnis, termasuk progress pencapaian masing-masing tim, membantu upaya koordinasi dan penyelarasan antar tim, serta proses-proses otomatisasi yang terjadi dalam rangka men-deliver value terbaik bagi pelanggan. 

Cara membangun budaya data driven di perusahaan

  1. Membuat Data Journey map
  2. Mendefinisikan dengan jelas tanggung jawab masing-masing peran terhadap data
  3. Membuat measurement metric yang tepat
  4. Membekali tim dengan kemampuan data analisis
  5. Menggunakan tools yang tepat untuk menganalisis data
  6. Memberikan apresiasi kepada individu atau tim yang menerapkan data-driven decision making.
  7. Melakukan retrospective secara berkala seminggu sekali. 

Growth Hacking framework “Pirate Funnel” (AAARRR) 

Funnel AAARRR adalah singkatan dari Awareness, Acquisition, Activation, Retention, Revenue, dan Referral. Jenis kerangka kerja ini yang dikembangkan pada tahun 1992 oleh Dave McClure.

AAARRR telah membantu banyak perusahaan besar terus bertumbuh dan berkelanjutan jangka panjang. Kerangka kerja ini dianggap sebagai salah satu tools bisnis terhebat. Namun, bentuk lama dari framework ini tidak menyertakan awareness (dan disebut sebagai AARRR), tetapi saat ini framework ini dilengkapi dengan awareness untuk melihat perjalanan dan pertumbuhan bisnis yang lebih lengkap dan komprehensif.

Keenam bagian funnel  ini dapat dilacak satu per satu untuk menemukan “bottleneck” bisnis, sehingga seorang growth hacker bisa fokus memperbaiki bagian yang tidak berjalan dengan baik, dan mengoptimalkan setiap tahapannya untuk pertumbuhan bisnis.  

Enam Tahapan pirate Funnel (AAARRR)

  1. AwarenessHow many people do you reach?
  2. AcquisitionHow many people contact your website?
  3. ActivationHow many people use or buy your product?
  4. RetentionHow many people come back or buy again?
  5. RevenueHow much people buy products?
  6. ReferralHow many people refer friends to your business?
Funnel Growth Hacking
Funnel Growth Hacking

1. Awareness

Seberapa banyak orang mengetahui produk/jasa Anda adalah langkah pertama yang vital. Tidak hanya secara kuantitas, tetapi juga kualitas orang yang kita jangkau. Oleh karena itu, diperlukan strategi bagaimana sebuah brand menarik perhatian market dengan membuat konten-konten  kreatif  dan mendistribusikannya dengan cara paling efektif. Jadi, ada dua bagian penting awareness yaitu: (1) creative content creation dan (2) traffic source mastery.

1.1. Creative Content Creation 

Bagaimana membuat konten kreatif yang mampu menarik sebanyak mungkin “strangers” yang tertarget. Konten yang berkualitas adalah awal dari kesuksesan strategi growth hacking. Ketika konten tidak mampu “attract”, maka performa strategi di tahapan berikutnya akan terganggu. 

Measurement metric creative content creation

  • Standard Content Performance
  • Brand Equity Evaluation

Penjelasan detail mengenai measurement metric akan dijelaskan di postingan “measurement metric”

1.2. Traffic Source Mastery

Traffic Source mastery adalah optimasi berbagai macam saluran promosi untuk menjangkau sebanyak mungkin strangers tertarget. Secara garis besar, traffic source dibagi menjadi tiga kategori yaitu: organic traffic, paid traffic, dan JV traffic

  • Organic Traffic adalah traffic yang berasal dari optimasi saluran secara organik tanpa bantuan iklan berbayar. Contoh: Social media (Meta, Tiktok, Youtube, Linkedin) dan Search Engine Optimization. 
  • Paid Traffic adalah traffic yang berasal dari optimasi saluran secara berbayar melalui bantuan iklan. Contoh: Digital ads (Meta ads, Youtube ads, Google ads, Tiktok ads, dll)
  • JV traffic adalah traffic yang berasal optimasi saluran promosi pihak ketiga yang tidak di-handle oleh tim internal. Contoh: Affiliate, Influencer, selebgram, artis, tokoh.

Pembahasan traffic source ini bisa sangat panjang karena masing-masing traffic membutuhkan pengetahuan dan skill yang berbeda untuk mengoptimasinya. Tulisan kali ini tidak akan membahas detail masing-masing traffic, akan dibahas di postingan yang lain. 

Measurement metric traffic source : 

Measurement metric yang digunakan setiap jenis traffic source akan berbeda dan setiap platform juga berbeda. Penjelasan detail setiap metric akan dibahas di postingan berbeda.

2. Acquisition 

Acquisition adalah proses yang dimulai saat para strangers menjadi visitor website sampai mereka menghubungi bisnis kita. Orang yang sudah menghubungi bisnis disebut dengan lead atau prospek. 

Acquisition seringkali disebut sebagai proses yang paling penting dalam pirate funnel bagi seorang growth hacker, karena beberapa alasan sebagai berikut :  

  1. Mengidentifikasi persona calon customer. Informasi persona calon customer yang dikumpulkan meliputi : gender, umur, interest, language, location, teknologi (browser & OS, network), dan devices. Informasi ini dapat muncul setelah pengguna diidentifikasi dengan benar melalui interaksi dengan situs web/landing page. 
  2. Terkumpulnya massive data dan melakukan banyak eksperimen. Dengan adanya sistem pelacakan yang lengkap di website atau landing page seperti Google Analytics, Google Tag Manager, Hotjar/Clarity, memungkinkan munculnya data dalam jumlah sangat banyak. Hal ini penting bagi seorang growth hacker dalam membuat measurement metric dan menjadikan pedoman dalam melakukan eksperimen.
  3. Terjadinya analisis data yang komplek. Banyaknya data yang dihasilkan di tahap acquisition menyebabkan analisis data komplek sehingga perlu dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan mumpuni untuk menstandarkan data, menghubungkan data dari berbagai sumber, membaca data, menganalisis data, hingga menyajikannya dalam bentuk informasi yang mudah dipahami untuk kepentingan perusahaan. 
  4. Optimasi tingkat konversi. Conversion rate optimization adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengunjung yang melakukan konversi. 
  5. Manajemen database calon pelanggan. Hasil akhir tahapan acquisition adalah adanya database calon pelanggan (prospek) atau biasa disebut leads. Data calon pelanggan minimal terdiri dari : nama, no HP ( WA), dan email. 

Measurement metric Acquisition : “Conversion rate”  atau bisa menggunakan tiga bagian lebih kecil seperti : 

  • % LP View per Click Iklan
  • % leads per LP View 
  • % Scroll depth

Penjelasan detail mengenai measurement metric akan dijelaskan di postingan “measurement metric”. 

Untuk mendapatkan angka conversion rate yang tinggi, minimal ada dua hal yang harus dipersiapkan oleh growth hacker yaitu : 

1. Tools Optimasi

Ada dua tools yang wajib dikuasai growth hacker yaitu tools analytic dan tools experience. Tools analitik seperti Google Analytics masih menjadi tools terbaik untuk merekam data secara lengkap dan komprehensif. Tools kedua adalah tools experience seperti Hotjar atau Clarity yang berfungsi untuk mengamati secara detail experience dan engagement pengunjung selama berada di landing page atau website. Penggunaan tools ini sangat penting membantu growth hacker dalam melakukan berbagai eksperimen, perbaikan dan analisa. 

2. Tim Optimasi

Dalam acquisition minimal ada 5 peran yang harus ada untuk mendapatkan hasil optimal. Kelima peran tersebut adalah sebagai berikut : 

  1. CRO manager: bertugas merancang strategi CRO, memimpin meeting, memantau eksperimen, dan bertanggung jawab penuh terhadap conversion rate landing page atau website. 
  2. Data analyst: memuat data, menganalisis data, dan menyajikan dalam bentuk informasi yang mudah dipahami. 
  3. Web designer yang bertugas membuat desain website atau landing page.
  4. Copywriter bertugas membuat tulisan untuk website atau landing page.
  5. Web developer bertugas membuat coding untuk website atau landing page.

3. Activation

Activation adalah semua proses dan upaya yang dilakukan untuk merubah prospek (lead) menjadi customer. Calon customer yang sudah menghubungi bisnis belum tentu bersedia membeli dan menggunakan produk. Sebagian prospek akan membeli produk, dan sebagian yang lain akan menunda membeli atau membatalkan membeli. Besarnya persentase orang yang membeli produk sangat dipengaruhi oleh: Product market fit, kekuatan brand, dan kemampuan CS dalam closing.

Measurement metric : Closing Rate

4. Retention.

Retention adalah kemampuan perusahaan atau upaya-upaya yang dilakukan perusahaan untuk membuat pelanggan kembali membeli atau kembali menggunakan layanannya dan tidak beralih ke kompetitor. 

Retention menjadi hal penting dalam growth hacking karena faktanya biaya untuk mendapatkan satu pelanggan baru beberapa kali lipat lebih mahal dibandingkan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Di langkah ini, Anda perlu membuat pelanggan puas sehingga mereka akan kembali menggunakan produk atau layanan Anda di waktu yang akan datang. Anda juga bisa membuat program retention  untuk meningkatkan angka retention, seperti: penawaran membership, program reward, atau program berlangganan. 

Measurement metric: Retention Rate

5. Revenue. 

Revenue dalam growth hacking adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah nominal transaksi setiap customer. Bagaimana caranya membuat setiap customer melakukan transaksi dalam jumlah nominal yang besar. Customer yang puas, akan dengan senang hati membeli produk lebih banyak. 

Anda bisa memaksimalkan jumlah revenue dengan cross selling maupun up-selling. 

Measurement Metrics  :  Customer Lifetime Value (CLV)

6. Recommendation.

Recommendation adalah proses dan upaya yang dilakukan perusahaan untuk merubah customer yang awalnya sebagai objek marketing menjadi subjek marketing. Pertumbuhan bisnis akan menjadi sangat cepat ketika customer tidak hanya menjadi pengguna produk tetapi juga ikut aktif mempromosikan produk kepada orang lain. 

Tingkat rekomendasi bisa menjadi indikator apakah produk Anda sudah mampu menyelesaikan masalah pelanggan dan seberapa puas mereka terhadap produk dan layanan Anda.

Mengapa recommendation menjadi sangat penting? 

Berdasarkan hasil survey dari Hubspot Global Job, hasilnya menyebutkan bahwa salah satu profesi yang paling tidak dipercaya di masyarakat adalah profesi sebagai sales dan marketer.

Hal ini lah yang menjadi dasar bagi para pengusaha bahwa promosi yang dilakukan hanya oleh tim marketing internal perusahaan menjadi tidak begitu efektif. Satu-satunya promosi yang lebih dipercaya oleh calon pelanggan adalah promosi yang dilakukan oleh orang lain atau promosi dari pelanggan yang sudah mencoba produk dan dilakukan secara natural. 

Measurement metric : Net Promoter Score (NPS) 

Langkah-langkah  Memulai Growth Hacking dengan Pirate Funnel dalam sebuah Perusahaan

Bagaimana memulai growth hacking dalam sebuah perusahaan?

Dengan framework pirate funnel akan membantu Anda menetapkan tahapan tahapan customer journey dan menemukan dimana terjadi “bottleneck” yang terjadi selama ini, sehingga Anda bisa fokus mengurai kemacetan yang terjadi, memperbaiki prosesnya, dan mengoptimalkan semua bagiannya untuk pertumbuhan bisnis. Berikut ada lima langkah yang bisa kamu lakukan untuk memulai growth hacking. 

  • Definisikan dan tetapkan tahapan customer journey dalam pirate funnel.

Penafsiran proses bisa jadi berbeda-beda tergantung bisnis modelnya. Ini adalah langkah pertama yang harus dilakukan agar bisa mengelompokkan setiap bagian tahapan dengan jelas. Langkah ini juga membantu growth hacker melihat secara komprehensif perjalanan pelanggan dari awal hingga akhir. 

  • Mengisi nilai kuantitatif setiap funnel sesuai kondisi saat ini.

Data ini bisa Anda dapatkan di Google Analytics dan platform periklanan seperti Google ads, Meta ads, Tiktok ads. Jika Anda menemukan kesulitan mendapatkan data yang valid, Anda bisa mengisinya dengan angka perkiraan atau jika data tersebut sama sekali tidak pernah Anda lacak dan benar-benar blank, maka Anda bisa mengisinya dengan sebuah keterangan kualitatif. 

  • Analisa dan temukan Bottleneck (titik kemacetan di mana Anda kehilangan banyak pelanggan Anda) 

Untuk menemukan bottleneck, Growth hacker hanya perlu fokus pada measurement metric pada masing-masing funnel. Semakin jauh gap antara nilai saat ini dengan standar metrik yang ada, maka di situlah letak bottleneck.  Cara lain untuk melihat bottleneck adalah dengan melihat persentase jumlah orang yang bertahan di setiap funnel. Persentase mana yang paling rendah, bisa diduga itu adalah bottleneck Anda. 

  • Analisa mendalam dan temukan solusi. 

Analisa secara lebih mendalam penyebab bottleneck, dan buat beberapa opsi solusi yang bisa dilakukan. 

  • Prioritaskan eksekusi solusi dengan APM.

Action Priority Matrix (APM) bisa membantu Anda memilih mana solusi yang akan dieksekusi terlebih dahulu. Solusi yang dieksekusi dulu adalah solusi yang “quick win” yaitu yang paling mudah dilakukan tetapi memiliki dampak bagi pertumbuhan bisnis paling besar. 

Berikut ini adalah Growth Hacking Canvas yang saya kembangkan untuk membantu para growth hacker di perusahaan melakukan percepatan pertumbuhan :  

Growth Hacking Canvas

Growth Funnel Definisi customer Journey Current condition Problem  Bottleneck level Solution
Awareness          
Acquisition          
Activation          
Retention          
Revenue          
Recommendation          

Developed by Frandy T.S

Demikian penjelasan saya terkait Growth Hacking yang cukup panjang mulai dari apa itu growth hacking, manfaat growth hacking, perbedaan growth hacking dengan tradisional marketing, dasar ilmiah dalam growth hacking, membangun culture data-driven, pirate funnel, hingga step by step memulai growth hacking di perusahaan. 

Jika Anda tertarik untuk menerapkan strategi growth hacking pada bisnis Anda, KreasiAds solusinya. KreasiAds adalah konsultan digital marketing berbasis growth hacking yang bisa membantu bisnis Anda berkembang dengan cepat dan sehat. Yuk konsultasikan bisnis Anda sekarang bersama KreasiAds!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lain

Berlanganan untuk mendapatkan informasi terbaru

Hubungi Kami (HOME)

KreasiAds

KreasiAds adalah digital marketing consultant yang membantu bisnis Anda bertumbuh melalui kekuatan digital marketing modern

Ikuti Kami

Customer Service

6281-1313-0988 (Whatsapp)

Alamat

Jl. Pare Kandangan , Puringan, Krenceng, Kec. Kepung, Kediri, Jawa Timur 64293

© 2023 KreasiAds. All rights reserved